Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun
karena berbahaya. Jadi tidak berguna menolong si keledai. Ia mengajak
tetangganya untuk membantu-nya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah
ke dalam sumur. Ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia
meronta-ronta. Tetapi kemudian, ia menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah
dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang
melihatnya. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan
kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan.
Bisa diambil satu hikmah dari Cerita diatas iniā¦.
Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran
kepada kita, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari
"sumur" (kesedihan dan masalah) adalah dengan menguncangkan segala
tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik
dari "sumur" dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.
Setiap masalah-masalah kita merupakan SATU BATU PIJAKAN untuk melangkah. Kita
dapat keluar dari "sumur" yang terdalam dengan terus berjuang, jangan
pernah menyerah. "Hai hamba-hamba-Ku yg melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS. az-Zumar 53)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar